Laporan Penelitian Motivasi dan Kebutuhan
Konsumen Terhadap Produk “Teh Celup Sariwangi”
di Wilayah Pati
Laporan
Penelitian
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Prilaku konsumen
Dosen
Pengampu: Ekawati Rahayu Ningsih, SH, MM.
Oleh:
INDRI WIJAYANTI : 211 088
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN
SYARI’AH EKONOMI ISLAM (EI)
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring
dengan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, yaitu kebutuhan akan makanan,
udara, air, pakaian, dan tempat berlindung, maka permintaan terhadap
produk-produk tersebut semakin banyak. Salah satunya adalah kebutuhan akan
minuman. Kebutuhan akan minuman semakin tinggi menyebabkan
perusahaan-perusahaan bersaing menciptakan berbagai macam jenis minuman yang dibutuhkan
konsumen. Teh merupakan minuman ringan favorit dunia setelah air.
Budaya
minum teh sudah sangat umum di Indonesia. Teh celup Sariwangi yang diproduksi
oleh PT Unilever Indonesia. Merk inilah yang pertama kali memperkenalkan konsep
teh celup di Indonesia dan dikenal masyarakat sebagai minuman yang menciptakan
kebersamaan dengan mengumpulkan keluarga dan menciptakan komunikasi yang
harmonis. Sariwangi tidak sekedar membuatkan teh untuk pasangannya, teman atau
keluarganya sebagai rutinitas dan kewajiban, tetapi Sariwangi juga
menginspirasi kaum perempuan untuk menggunakan ”momen minum teh” sebagai sarana
untuk saling berbagi dan berkomunikasi dua arah.
Setiap
kali konsumen melihat teh Sariwangi, ingatan akan tertuju pada teh yang bisa
mengumpulkan keluarga, teman, kerabat kerja, dan siapa pun yang duduk
bersama-sama menikmati teh Sariwangi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui motivasi dan kebutuhan akan teh
celup Sariwangi di wilayah Pati. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan
judul : “Penelitian Motivasi dan Kebutuhan Terhadap Produk Teh Celup Sariwangi
di Wilayah Pati”
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi dan kebutuhan konsumen terhadap
pembelian produk teh celup sariwangi.
2. Untuk mengetahui persepsi
konsumen terhadap produk teh celup sariwangi.
II.
LANDASAN TEORI
Motivasi adalah suatu hasrat yang muncul karena adanya
kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang (konsumen). Adapun tujuan
motivasi konsumen, yaitu, meningkatkan kepuasan, mempertahankan loyalitas,
efisiensi, efektivitas, menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.
Kebutuhan adalah dorongan yang muncul baik dari dalam maupun
dari luar untuk melakukan suatu perbuatan dalam rangka menciptakan kepuasan
baik fisik maupun mental. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang
dirasakan konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan
ketidaknyamanan antara seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Motivasi itu
tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan itu tidak baik.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa motivasi selalu berkaitan dengan
kebutuhan, Abraham Maslow mengklasifikasikan kebutuhan secara berurutan,
menjadi 5 bagian. Konsep Abraham Maslow dikenal dengan piramida kebutuhan yaitu
sebagai berikut:
a.
Kebutuhan
Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan ini merupakan jenis
kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan hidupnya. Kebutuhan fisiologis
meliputi makanan air, udara, rumah, pakaian,
dll. Manusia tidak
akan bertahan tanpa terpenuhinya kebutuhan fisiologis.
b.
Kebutuhan Rasa
Aman (Safety Needs)
Kebutuhan rasa aman adalah jenis
kebutuhan tingkat kedua setelah kebutuhan fisiologis. Kebutuhan rasa aman juga
menrupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Keamanan secara fisik akan menyebabkan
konsumen memperoleh rasa aman secara psikis/mental, tidak was-was dan khawatir
terancam jiwanya dimana saja berada.
c.
Kebutuhan
Sosial (Bisaal Needs atau Belongingness Needs)
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan ketiga dari Maslow. Kebutuhan sosial dibutuhkan
manusia agar memudahkan hubungannya dengan manusia lainnya. Manusia juga
membutuhkan rasa cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta
diterima oleh masyarakat disekelilingnya.
d.
Kebutuhan Ego (Egoistic
or Esteem Needs)
Yaitu kebutuhan berprestasi untuk
mendapatkan kepuasan dan mencapai derajat yang lebih tinggi disbandingkan
dengan manusia lainnya. Setiap manusia akan berusaha bisa mencapai prestasi,
reputasi dan status yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan akan menuntut
manusia lainnya untuk bisa mengenalnya sebagai individu yang sempurna,
berprestasi dan sukses.
e.
Kebutuhan
Aktualisasi Diri (Need for Self-Actualization)
Yang dimaksud kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan seorang individu
untuk menjadikan dirinya sebagai seorang yang paling baik diantara yang terbaik
karena potensi dan kemmapuan yang dimilikinya. Kebutuhan
aktualisasi diri juga menggambarkan keinginan seeseorang untuk mengetahui,
memahami dan membentuk suatu system nilai, sehingga seseorang mampu
mempengaruhi orang lainnya.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
a.
Metode
Penelitian
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode dengan
menggunakan teknik survei. Metode survei
yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.
b.
Jenis
Penelitian
Atas pertimbangan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat
deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mendapatkan deskripsi / gambaran tentang ciri-ciri
variabel, sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kebenaran
dari suatu hipotesis, dimana dalam penelitian ini yang akan diuji adalah
pengaruh keputusan pembelian produk teh celup sariwangi terhadap
loyalitas konsumsi para konsumen.
c.
Populasi dan
sampel
Dalam penelitian ini, berdasarkan populasi
yang ada di wilayah Pati yaitu hanya mengambil 20 orang konsumen dari berbagai
usia sebagai sampel untuk mengisi kuesioner.
d.
Metode
penarikan sampel
Dalam penelitian ini, metode penarikan sampel yang digunakan yaitu
teknik random sampling (sampel secara acak)
e.
Prosedur
Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang digunakan
adalah mengumpulkan data primer yaitu dengan
jalan menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi
anggota sampel.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penilaian
No.
|
Sangat
Setuju
(SS)
|
Setuju
(S)
|
Kurang
Setuju
(KS)
|
Tidak Setuju
(TS)
|
Jumlah
|
1.
|
4
|
14
|
2
|
0
|
20
|
2.
|
4
|
10
|
5
|
1
|
20
|
3.
|
2
|
12
|
6
|
0
|
20
|
4.
|
7
|
13
|
0
|
0
|
20
|
5.
|
11
|
9
|
0
|
0
|
20
|
6.
|
10
|
7
|
3
|
0
|
20
|
7.
|
4
|
7
|
8
|
1
|
20
|
8.
|
2
|
7
|
8
|
3
|
20
|
9.
|
6
|
10
|
4
|
0
|
20
|
10.
|
0
|
0
|
5
|
15
|
20
|
11.
|
3
|
11
|
6
|
0
|
20
|
12.
|
5
|
10
|
5
|
0
|
20
|
13.
|
3
|
5
|
11
|
1
|
20
|
14.
|
1
|
7
|
8
|
4
|
20
|
15.
|
4
|
11
|
5
|
0
|
20
|
|
|
|
|
|
|
Max
|
11
|
14
|
11
|
15
|
|
B.
Hasil nilai
dari prosedur penilaian ketika
dikalikan dengan
nilai nominalnya.
Ketentuan Nilai sebagai berikut:
SS: 4 S:3 KS:2 TS:1
No.
|
Sangat
Setuju
(SS)
|
Setuju
(S)
|
Kurang
Setuju
(KS)
|
Tidak Setuju
(TS)
|
Jumlah
|
1.
|
16
|
42
|
4
|
0
|
62
|
2.
|
16
|
30
|
10
|
1
|
57
|
3.
|
8
|
36
|
12
|
0
|
56
|
4.
|
28
|
39
|
0
|
0
|
67
|
5.
|
44
|
27
|
0
|
0
|
71
|
6.
|
40
|
21
|
6
|
0
|
67
|
7.
|
16
|
21
|
16
|
1
|
54
|
8.
|
8
|
21
|
16
|
3
|
48
|
9.
|
24
|
30
|
8
|
0
|
62
|
10.
|
0
|
0
|
10
|
15
|
25
|
11.
|
12
|
33
|
12
|
0
|
57
|
12.
|
20
|
30
|
10
|
0
|
60
|
13.
|
12
|
15
|
22
|
1
|
50
|
14.
|
4
|
21
|
16
|
4
|
45
|
15.
|
16
|
33
|
10
|
0
|
59
|
|
|
|
|
|
|
Max
|
44
|
42
|
22
|
15
|
|
C.
Tahap Terakhir
Penilaian (prosentase nilai)
Pada tahap ini perhitungannya diambil dari
hasil nilai tahap B yaitu nilai responden (SS/S/KS/TS): jumlah X 100%
No.
|
Sangat
Setuju
(SS)
|
Setuju
(S)
|
Kurang
Setuju
(KS)
|
Tidak Setuju
(TS)
|
Jumlah
|
1.
|
25,8%
|
67,7%
|
6,5%
|
0%
|
100%
|
2.
|
28,1%
|
52,6%
|
17,5%
|
1,8%
|
100%
|
3.
|
14,3%
|
64,3%
|
21,4%
|
0%
|
100%
|
4.
|
41,8%
|
58,2%
|
0%
|
0%
|
100%
|
5.
|
62%
|
38%
|
0%
|
0%
|
100%
|
6.
|
59,7%
|
31,3%
|
9%
|
0%
|
100%
|
7.
|
29,6%
|
38,9%
|
29,6%
|
1,9%
|
100%
|
8.
|
16,7%
|
43,8%
|
33,3%
|
6,2%
|
100%
|
9.
|
38,7%
|
48,4%
|
12,9%
|
0%
|
100%
|
10.
|
0%
|
0%
|
40%
|
60%
|
100%
|
11.
|
21,1%
|
57,9%
|
21%
|
0%
|
100%
|
12.
|
33,3%
|
50%
|
16,7%
|
0%
|
100%
|
13.
|
24%
|
30%
|
44%
|
2%
|
100%
|
14.
|
8,9%
|
46,7%
|
35,6%
|
8,8%
|
100%
|
15.
|
27,1%
|
55,9%
|
17%
|
0%
|
100%
|
|
|
|
|
|
|
Max
|
62%
|
67,7%
|
44%
|
60%
|
|
Dari hasil perhitungan prosentase penelitian
diatas dapat dianalisis sebagai berikut:
Ø
62% responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa “teh
celup sariwangi halal untuk dikonsumsi”.
Ø
67,7% menyatakan setuju mengenai pernyataan bahwa “produk
teh celup sariwangi adalah salah satu produk teh yang banyak dibutuhkan oleh
konsumen”.
Ø
44% kurang setuju dengan pernyataan “dengan minum teh
celup sariwnagi dapat mempengaruhi kinerja konsumen menjadi lebih baik”.
Ø
Sedangkan yang menyatakan 60% responden menyatakan tidak
setuju mengkonsumsi teh celup sariwangi
hanya dapat dikonsumsi oleh kalangan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teh celup sariwangi adalah salah satu produk
teh yang banyak dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini dapat dilihat dari prosentase
terbanyak mengenai motivasi dan kebutuhan konsumen pada kebutuhan fisiologis
terhadap produk teh celup sariwangi yaitu prosentasenya sebesar 67,7%.
Setelah
mengetahui hasil dari analisis diatas maka promosi yang tepat untuk produk Teh Celup Sariwangi, menurut saya adalah:
“Anda
masih merasa bingung dengan teh yang anda konsumsi,..????? Janganlah ragu
untuk memilih teh celup sariwangi. Maka pilihlah teh celup sariwangi, bukan
hanya karena rasanya, tetapi juga manfaatnya.
Sudahkah
Anda minum teh celup sariwangi hari ini?”
|
MENGERTI
KEBUTUHAN ANDA,
HANYA TEH CELUP SARIWANGI YANG BISA.....,
V.
PENUTUP
Demikian penelitian ini saya buat, apabila ada penulisan atau kata-kata
yang kurang sesuai saya minta maaf. Kritik dan saran pembaca sangat membantu
untuk perbaikan penulisan penelitian ini.
No comments:
Post a Comment