INFLASI TERHADAP SUATU PEREKONOMIAN NEGARA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi
tugas akhir semester
Mata
kuliah : Ekonomi mikro
Dosen pengampu : Wahiburrohman, SE. M.Si

Di susun Oleh :
Nama : Indri Wijayanti
NIM : 211 088
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
SYARI’AH/EI
2012
INFLASI
TERHADAP SUATU PEREKONOMIAN NEGARA
I.
PENDAHULUAN
Semenjak peradaban manusia mulai menggunakan uang,
terutama setelah penggunaan uang kertas dilakukan, telah disadari bahwa uang dapat
menimbulkan banyak persoalan dalam kegiatan perekonomian. Uang yang
berlebih-lebihan akan menimbulkan kenaikan harga-harga yang menyeluruh, yang
lebih dikenal dengan istilah inflasi. Semenjak beberapa abad yang lalu,
ahli-ahli ekonomi telah mencoba menganalisis pertalian diantara penawaran uang
dengan inflasi, dan analisis-analisis ini pada akhirnya mewujudkan salah satu
teori moneter penting dalam analisis ekonomi yaitu teori kuantitas. Teori ini
pada dasarnya berpendapat bahwa terdapat pertalian yang rapat diantara
perkembangan penawaran uang dan tingkat inflasi yang berlaku.
Dalam perekonomian modern sekarang ini masalah dan
penyebab inflasi adalah sangat kompleks. Ia bukan saja disebabkan oleh
penawaran uang yang berlebihan tetapi juga oleh banyak faktor lain seperti
kenaikan gaji, ketidakstabilan politik, pengaruh inflasi diluar negeri dan
kemerosotan nilai mata uang. Inflasi sangat berpengaruh dalam suatu
perekonomian. Dengan adanya inflasi akan berdampak negatif terhadap individu
maupun kelompok masyarakat, terutama pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Untuk lebih
jelasnya, dibawah ini akan membahas inflasi terhadap suatu perekonomian tentang
pengertian dari inflasi, penyebabnya, dan akibat buruk dari inflasi.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian inflasi?
B. Apa penyebab dari inflasi
C. Apasaja macam-maam dari inflasi?
D. Apa akibat buruk dari inflasi?
E. Bagaimana cara menanggulangi korupsi?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi
Definisi singkat dari inflasi adalah
kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada (mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari
harga barang-barang lain. Kenaikan harga-harga dikarenakan musiman, menjelang
hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh
lanjutan) tidak disebut inflasi.
Kenaikan
harga semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan
tidak memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya.[1]
Jadi dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat
dikatakan telah terjadi inflasi yaitu: kenaikan secara terus menerus, bersifat
umum, dan berlangsung secara terus menerus.[2]
Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.[3]
B. Penyebab dari inflasi
Ada banyak faktor yang menimbulkan inflasi.
Diantaranya, kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan
bakar, defisit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang
berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangan. Berdasarkan
kepada sumber penyebabnya inflasi dibedakan menjadi 3 bentuk:
1. Inflasi tarikan permintaan (deman-pull
inflation)
Ini merupakan bentuk inflasi yang diakibatkan oleh
perkembangan yang tidak seimbang diantara permintaan dan penawaran barang dalam
perekonomian. Kenaikan harga-harga ini disebabkan oleh pertambahan pengeluaran yang
besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia.
2. Inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
Inflasi desakan adalah masalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh
kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau
kenaikan upah. Inflasi seperti ini biasanya berlaku pada
ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh
3. Inflasi diimpor (imported inflation)
Kenaikan
harga-harga ini disebabkan oleh kenaikan harga barang impor
yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. Inflasi ini pernah terjadi pada tahun
1970an, yaitu adanya kenaikan harga minyak sebanyak tiga kali lipat pada tahun
1973-4 yang dilakukan oleh negara-negara produsen minyak di Timur Tengah.[4]
C. Macam Inflasi
Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam
inflasi dan penggolongan mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita.
Penggolongan pertama didasarkan atas parah tidaknya
inflasi tersebut. Disini ada beberapa macam inflasi:
1.
Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2.
Inflasi sedang (antara 10-30 % setahun)
3.
Inflasi sedang (antara 30-100 % setahun)
4.
hiperinflasi (diatas 100% setahun)
penggolongan yang kedua adalah atas dasar
sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar ini ada dua macam inflasi:
1.
inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang
terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut deman inflation.
2.
Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini disebut
cost inflation.[5]
D. Akibat buruk dari inflasi
Inflasi menimbulkan beberapa akibat baik
maupun buruk kepada individu, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara
keseluruhan. Akibat buruk yang paling nyata ialah menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat dengan
merosotnya pendapatan riil dari pekerja-pekerja yang berpendapatan tetap. Ini
merupakan salah satu alasan penting yang menyebabkan masalah inflasi yang perlu
dihindari.[6]
Disamping itu, inflasi juga dapat
menimbulkan berbagai akibat buruk keatas kegiatan dalam perekonomian yang pada
akhirnya akan menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan yang lambat dan
pengangguran yang semakin meningkat. Inflasi yang serius yaitu inflasi yang
kelajuannya sudah tidak dapat dikendalikan dan akan mengurangi tabungan,
mengurangi gairah perusahaan untuk melakukan investasi yang produktif, dan
dapat menimbulkan kemerosotan nilai mata uang dan defisit dalam neraca
pembayaran.
Berbagai masalah diatas akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran. Inflasi akan memperkaya
pemilik modal dan pemilik harta tetap karena nilai kekayaan mereka semakin
meningkat. Sebaliknya, bagi golongan masyarakat yang bergaji tetap akan
mengalami kemerosotan dalam pendapatan riilnya.[7]
E. Cara Penanggulangan Inflasi
Inflasi tentunya harus diatasi dan
untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa
kebijakan. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1. Kebijaksanaan Moneter
Penyebab inflasi diantara jumlah
uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
2. Kebijakan Fiskal
Inflasi dapat dicegah penurunan permintaan
total. Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah
serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi
dapat ditekan.
3. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan output
Kenaikan output dapat diperkecil laju
inflsai. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan
penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat.
4. Kebijaksanaan penentuan harga dan indecxing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling
harga, serta mendasar pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah
(dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, maka
gaji/upah juga dinaikkan.[8]
IV.
KESIMPULAN
Definisi
singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum
dan terus menerus. Ada banyak faktor yang menimbulkan inflasi yaitu: kenaikan harga bahan
mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran belanja
pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang
sangat pesat perkembangan. Cara menanggulangi inflasi antara lain: kebijakan
moneter, kebijakan fiskal, kebijakan yang berkaitan dengan output, dan
kebijakan penentuan harga dan indexing.
DAFTAR PUSTAKA
Sadonodari Sukirno, Makroekonomi, PT Raja
Grafindo, Jakarta, 2002
Boediono, Ekonomi Makro, BPFE-YOGYAKARTA,
Yogyakarta, 2001
Prataman Rahardja dan Mandala Manurung, Teori
Ekonomi Makro, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta, 2005
Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro,
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000
How To Make the Perfect Omega Titanium / Blueberry Habanero
ReplyDeleteWith a habanero-like titanium coating flavour and citrusy profile, the titanium dioxide taste of this habanero-based vegetable titanium curling iron is mens titanium necklace quite spicy and savoury. titanium element