Wednesday, May 22, 2013

MAKALAH INFLASI


INFLASI TERHADAP SUATU PEREKONOMIAN NEGARA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester
Mata kuliah : Ekonomi mikro
Dosen pengampu :  Wahiburrohman, SE. M.Si


Di susun Oleh :
Nama       : Indri Wijayanti       
NIM        : 211 088

 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH/EI
2012


INFLASI TERHADAP SUATU PEREKONOMIAN NEGARA

       I.            PENDAHULUAN
Semenjak peradaban manusia mulai menggunakan uang, terutama setelah penggunaan uang kertas dilakukan, telah disadari bahwa uang dapat menimbulkan banyak persoalan dalam kegiatan perekonomian. Uang yang berlebih-lebihan akan menimbulkan kenaikan harga-harga yang menyeluruh, yang lebih dikenal dengan istilah inflasi. Semenjak beberapa abad yang lalu, ahli-ahli ekonomi telah mencoba menganalisis pertalian diantara penawaran uang dengan inflasi, dan analisis-analisis ini pada akhirnya mewujudkan salah satu teori moneter penting dalam analisis ekonomi yaitu teori kuantitas. Teori ini pada dasarnya berpendapat bahwa terdapat pertalian yang rapat diantara perkembangan penawaran uang dan tingkat inflasi yang berlaku.
Dalam perekonomian modern sekarang ini masalah dan penyebab inflasi adalah sangat kompleks. Ia bukan saja disebabkan oleh penawaran uang yang berlebihan tetapi juga oleh banyak faktor lain seperti kenaikan gaji, ketidakstabilan politik, pengaruh inflasi diluar negeri dan kemerosotan nilai mata uang. Inflasi sangat berpengaruh dalam suatu perekonomian. Dengan adanya inflasi akan berdampak negatif terhadap individu maupun kelompok masyarakat, terutama pertumbuhan ekonomi suatu negara.  
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan membahas inflasi terhadap suatu perekonomian tentang pengertian dari inflasi, penyebabnya, dan akibat buruk dari inflasi. 

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian inflasi?
B.     Apa penyebab dari inflasi
C.     Apasaja macam-maam dari inflasi?
D.    Apa akibat buruk dari inflasi?
E.     Bagaimana cara menanggulangi korupsi?



 III.            PEMBAHASAN

A.    Pengertian Inflasi
      Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Kenaikan harga-harga dikarenakan musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi.
Kenaikan harga semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya.[1] Jadi dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi yaitu: kenaikan secara terus menerus, bersifat umum, dan berlangsung secara terus menerus.[2] Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.[3]
B.     Penyebab dari inflasi
Ada banyak faktor yang menimbulkan inflasi. Diantaranya, kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangan. Berdasarkan kepada sumber penyebabnya inflasi dibedakan menjadi 3 bentuk:
1.      Inflasi tarikan permintaan (deman-pull inflation)
Ini merupakan bentuk inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak seimbang diantara permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Kenaikan harga-harga ini disebabkan oleh pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia.


2.      Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
Inflasi desakan adalah masalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Inflasi seperti ini biasanya berlaku pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh
3.      Inflasi diimpor (imported inflation)
Kenaikan harga-harga ini disebabkan oleh kenaikan harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. Inflasi ini pernah terjadi pada tahun 1970an, yaitu adanya kenaikan harga minyak sebanyak tiga kali lipat pada tahun 1973-4 yang dilakukan oleh negara-negara produsen minyak di Timur Tengah.[4]
C.    Macam Inflasi
Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi dan penggolongan mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita.
Penggolongan pertama didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Disini ada beberapa macam inflasi:
1.      Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2.      Inflasi sedang (antara 10-30 % setahun)
3.      Inflasi sedang (antara 30-100 % setahun)
4.      hiperinflasi (diatas 100% setahun)
penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar ini ada dua macam inflasi:
1.      inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut deman inflation.
2.      Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini disebut cost inflation.[5]

D.    Akibat buruk dari inflasi
Inflasi menimbulkan beberapa akibat baik maupun buruk kepada individu, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Akibat buruk yang paling nyata ialah menurunkan taraf  kemakmuran segolongan besar masyarakat dengan merosotnya pendapatan riil dari pekerja-pekerja yang berpendapatan tetap. Ini merupakan salah satu alasan penting yang menyebabkan masalah inflasi yang perlu dihindari.[6]
      Disamping itu, inflasi juga dapat menimbulkan berbagai akibat buruk keatas kegiatan dalam perekonomian yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan yang lambat dan pengangguran yang semakin meningkat. Inflasi yang serius yaitu inflasi yang kelajuannya sudah tidak dapat dikendalikan dan akan mengurangi tabungan, mengurangi gairah perusahaan untuk melakukan investasi yang produktif, dan dapat menimbulkan kemerosotan nilai mata uang dan defisit dalam neraca pembayaran.
Berbagai masalah diatas akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran. Inflasi akan memperkaya pemilik modal dan pemilik harta tetap karena nilai kekayaan mereka semakin meningkat. Sebaliknya, bagi golongan masyarakat yang bergaji tetap akan mengalami kemerosotan dalam pendapatan riilnya.[7]  
E.     Cara Penanggulangan Inflasi
Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1.      Kebijaksanaan Moneter
Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
2.      Kebijakan Fiskal
Inflasi dapat dicegah penurunan permintaan total. Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3.      Kebijaksanaan yang berkaitan dengan output
Kenaikan output dapat diperkecil laju inflsai. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat.
4.      Kebijaksanaan penentuan harga dan indecxing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasar pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, maka gaji/upah juga dinaikkan.[8] 
 IV.            KESIMPULAN
Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Ada banyak faktor yang menimbulkan inflasi yaitu: kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangan. Cara menanggulangi inflasi antara lain: kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan yang berkaitan dengan output, dan kebijakan penentuan harga dan indexing.

DAFTAR PUSTAKA
Sadonodari  Sukirno, Makroekonomi, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2002
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2000
Boediono, Ekonomi Makro, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2001
Prataman Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta, 2005
Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000


[1] Boediono, Ekonomi Makro, BPFE_YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2001, hal. 155
[2] Pratama Rahardja dan Manadala Manurung, Teori Ekonomi Makro, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2005, hal. 175
[4]Sadono Sakirno, Makroekonomi Modern, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 11
[5] Boediono, Ekonomi Makro, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2011, hal. 156
[6] Sadono Sakirno, Makro Ekonomi, PT RajaGrafindo, Jakarta, hal. 16
[7] Sadon Sakirno, Makrekonomi Modern, PT RajaGrafindo, Persada, Jakarta, 2000
[8] Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000, hal. 184

1 comment:

  1. How To Make the Perfect Omega Titanium / Blueberry Habanero
    ‎With a habanero-like titanium coating flavour and citrusy profile, the titanium dioxide taste of this habanero-based vegetable titanium curling iron is mens titanium necklace quite spicy and savoury. titanium element

    ReplyDelete