INFLASI
I.
PENDAHULUAN
Uang adalah alat menukar yang dapat
diterima oleh masyarakat umum, dapat digunakan sebagai alat membayar berbagai
barang dan jasa serta merupakan alat pembayaran utang. Namun apabila nilai uang
yang beredar lebih banyak daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia, maka
hal ini akan menyebabkan terjadinya inflasi.
Oleh karena itu di dalam makalah ini
saya akan mengulas sedikit tentang inflasi, macam-macam inflasi dan beberapa
hal yang dapat menyaebabkan terjadinya inflasi.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan inflasi?
2.
Apa
saja macam-macam inflasi?
3.
Apa
yang menyebabkan timbulnya inflasi?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Inflasi
Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai
dihampir semua Negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harag dari suatu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan)
sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan
menaik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-harga karena,
misalnya, musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja
(dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi. Kenaikan harga
semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak
memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya.
Perkataan “kecenderungan” dalam definisi inflasi perlu
digaris-bawahi. Kalau seandainya harga-harga dari sebagian besar barang diatur
atau ditentukan oleh pemerintah, maka harga-harga yang di catat oleh biro statistic
mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun (karena yang dicatat adalah
harga-harga “resmi” pemerintah). Tetapi mungkin dalam raealita ada
kecenderungan bagi harga-harga untuk terus menaik. Keadaan seperti ini
tercermin dari, misalnya, adanya harga-harga “bebas” atau harga-harga “tidak
resmi” yang lebih tinggi dari harga-harga “resmi” dan yang cenderung menarik.
Dalam hal ini masalah inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diperkenankan untuk
menunjukkan dirinya. Keaddaan seperti ini disebut “suppressed inflation” atau
“inflasi yang ditutupi”. Yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan
dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relefvan bagi kenyataan. [1]
2.
Macam-macam inflasi
Ada beberapa cara untuk menggolongkan macam inflasi, dan
penggolongan mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita.
Penggolongan pertama didasarkan
atas “parah” tidaknya inflasi tersebut. Disini kita bedakan beberapa macam
inflasi:
1)
Inflasi
ringan (dibawah 10% setahun)
2)
Inflasi
sedang (antara 10-30% setahun)
3)
Inflasi
berat (antara 30-100% setahun)
4)
Hiperinflasi
(diatas 100% setahun)
Penentuan parah tidaknya inflasi tentu saja sangat relative dan
tergantung pada “selera” kita untuk menamakannya. Dan lagi sebetulnya kita
tidak bisa menentukan parah atutidaknya suatu inflasi hanya dari sudut laju
inflasi saja, tanpa mempertimbangkan siapa-siapa yang menanggung beban atau
yang memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut. Kalau seandainya laju inflasi
adalah 20% dan semuanya berasal dari kenaikan dari barang-barang yang dibeli
oleh golongan yang berpenghasilan rendah, maka seharusnya kita namakannya
inflasi yang parah.
Penggolongan kedua adalah
atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar ini kita bedakan dua
macam inflasi:
1)
Inflasi
yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
Inflasi semacam ini disebut demand inflation.
2)
Inflasi
yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost inflation.
Perbedaan dari
kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan harga. Dalam
demand-inflation kenaikan harga barang akhir (output) mendahului
kenaikan barang-barang input dan harga-harga factor produksi (upah dan
sebagainya). Sebaliknya, dalam cost-inflation kita melihat kenaikan harga
barang-barang input/factor poduksi.
Penggolongan
yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi. Disini kita bedakan:
1)
Inflasi
yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation).
2)
Inflasi
yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi yang
berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena deficit anggaran belanja yang
dibiayai dengan percetakan uang yang baru, panenan yang gagal dan sebagainya.
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena
kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) dari luar negeri atau Negara-negara
langganan berdagang Negara kita.[2]
3.
Akibat inflasi
Terdapat
banyak factor yang dapat manimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang
diimpor, kenaikan harag bahan bakar, deficit dalam anggaran belanja pemerintah,
pinjaman sisitem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat
perkembangannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam
perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi. Walaupun masalah inflasi dapat
ditimbulkan oleh berbagai factor, secara analitis cukupulah apabila
factor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada dua factor berikut:
1)
Inflasi
yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat
Dalam
membicakan persoalan inflasi yang disebabkan oleh perubahan permintaan agregat
akan diperhatiakn dari keadaan berikut: perubahan permintaa agregat yang
disebabkan oleh perunbahan penawaran uang dan perubahan permintaan agregat yang
disebabkan oleh perubahan di sector riil.
2)
Inflasi
yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran agregat
Inflasi
yang disebabkan oleh perubahan penawaran agregat dinamakan juga sebagai inflasi
desakan-biaya atau cost-push inflation. Dari istilah ini dapat diambil
kesimpulan bahwa inflasi sebagai akibat perubahan penawaran ini adalah
bersumber dari kenaikan biaya produksi yang menyeluruh diberbagai jenis
industry dalam perekonomian. Berlakunya kenaikan biaya produksi yang menyeluruh
tersebut dapat bersumber dari factor intern dan factor ekstern. Factor intern
yaitu sebagai akibat dari perubahan-perubahan di dalam negeri, dapat dibedakan
kepada tiga factor: kenaikan upah tenaga kerja, kecenderungan meningkatkan
keuntungan dan harga bahan mentah yang semakin meningkat.[3]
IV.
KESIMPULAN
1.
Salah
satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai dihampir semua
Negara di dunia adalah inflasi. Definisi ingkat dari inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harag dari suatu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali
bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian
besar dari harga barang-barang lain.
2.
Macam-macam
1)
InflasiInflasi
ringan (dibawah 10% setahun)
2)
Inflasi
sedang (antara 10-30% setahun)
3)
Inflasi
berat (antara 30-100% setahun)
4)
Hiperinflasi
(diatas 100% setahun)
3.
Terdapat
banyak factor yang dapat manimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang
diimpor, kenaikan harag bahan bakar, deficit dalam anggaran belanja pemerintah,
pinjaman sisitem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat
perkembangannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam
perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, Ekonomi Makro, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 1982
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2000
No comments:
Post a Comment