Friday, May 24, 2013

makalahQ



INFLASI
       I.            PENDAHULUAN
Uang adalah alat menukar yang dapat diterima oleh masyarakat umum, dapat digunakan sebagai alat membayar berbagai barang dan jasa serta merupakan alat pembayaran utang. Namun apabila nilai uang yang beredar lebih banyak daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya inflasi.
Oleh karena itu di dalam makalah ini saya akan mengulas sedikit tentang inflasi, macam-macam inflasi dan beberapa hal yang dapat menyaebabkan terjadinya inflasi.

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan inflasi?
2.      Apa saja macam-macam inflasi?
3.      Apa yang menyebabkan timbulnya inflasi?

 III.            PEMBAHASAN
1.      Pengertian Inflasi
Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai dihampir semua Negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harag dari suatu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-harga karena, misalnya, musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi. Kenaikan harga semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya.
Perkataan “kecenderungan” dalam definisi inflasi perlu digaris-bawahi. Kalau seandainya harga-harga dari sebagian besar barang diatur atau ditentukan oleh pemerintah, maka harga-harga yang di catat oleh biro statistic mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun (karena yang dicatat adalah harga-harga “resmi” pemerintah). Tetapi mungkin dalam raealita ada kecenderungan bagi harga-harga untuk terus menaik. Keadaan seperti ini tercermin dari, misalnya, adanya harga-harga “bebas” atau harga-harga “tidak resmi” yang lebih tinggi dari harga-harga “resmi” dan yang cenderung menarik. Dalam hal ini masalah inflasi sebetulnya ada, tetapi tidak diperkenankan untuk menunjukkan dirinya. Keaddaan seperti ini disebut “suppressed inflation” atau “inflasi yang ditutupi”. Yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relefvan bagi kenyataan.  [1]

2.      Macam-macam inflasi
Ada beberapa cara untuk menggolongkan macam inflasi, dan penggolongan mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita.
 Penggolongan pertama didasarkan atas “parah” tidaknya inflasi tersebut. Disini kita bedakan beberapa macam inflasi:
1)      Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
2)      Inflasi sedang (antara 10-30% setahun)
3)      Inflasi berat (antara 30-100% setahun)
4)      Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
Penentuan parah tidaknya inflasi tentu saja sangat relative dan tergantung pada “selera” kita untuk menamakannya. Dan lagi sebetulnya kita tidak bisa menentukan parah atutidaknya suatu inflasi hanya dari sudut laju inflasi saja, tanpa mempertimbangkan siapa-siapa yang menanggung beban atau yang memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut. Kalau seandainya laju inflasi adalah 20% dan semuanya berasal dari kenaikan dari barang-barang yang dibeli oleh golongan yang berpenghasilan rendah, maka seharusnya kita namakannya inflasi yang parah.

      Penggolongan kedua adalah atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar ini kita bedakan dua macam inflasi:
1)      Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation.
2)      Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost inflation.
Perbedaan dari kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan harga. Dalam demand-inflation kenaikan harga barang akhir (output) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga factor produksi (upah dan sebagainya). Sebaliknya, dalam cost-inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang input/factor poduksi.
Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi. Disini kita bedakan:
1)      Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation).
2)      Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang yang baru, panenan yang gagal dan sebagainya. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) dari luar negeri atau Negara-negara langganan berdagang Negara kita.[2]
3.      Akibat inflasi
Terdapat banyak factor yang dapat manimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harag bahan bakar, deficit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sisitem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi. Walaupun masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh berbagai factor, secara analitis cukupulah apabila factor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada dua factor berikut:
1)      Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat
Dalam membicakan persoalan inflasi yang disebabkan oleh perubahan permintaan agregat akan diperhatiakn dari keadaan berikut: perubahan permintaa agregat yang disebabkan oleh perunbahan penawaran uang dan perubahan permintaan agregat yang disebabkan oleh perubahan di sector riil.
2)      Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran agregat
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan penawaran agregat dinamakan juga sebagai inflasi desakan-biaya atau cost-push inflation. Dari istilah ini dapat diambil kesimpulan bahwa inflasi sebagai akibat perubahan penawaran ini adalah bersumber dari kenaikan biaya produksi yang menyeluruh diberbagai jenis industry dalam perekonomian. Berlakunya kenaikan biaya produksi yang menyeluruh tersebut dapat bersumber dari factor intern dan factor ekstern. Factor intern yaitu sebagai akibat dari perubahan-perubahan di dalam negeri, dapat dibedakan kepada tiga factor: kenaikan upah tenaga kerja, kecenderungan meningkatkan keuntungan dan harga bahan mentah yang semakin meningkat.[3]















 IV.            KESIMPULAN
1.      Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai dihampir semua Negara di dunia adalah inflasi. Definisi ingkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harag dari suatu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.
2.      Macam-macam
1)      InflasiInflasi ringan (dibawah 10% setahun)
2)      Inflasi sedang (antara 10-30% setahun)
3)      Inflasi berat (antara 30-100% setahun)
4)      Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
3.      Terdapat banyak factor yang dapat manimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang diimpor, kenaikan harag bahan bakar, deficit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sisitem bank yang berlebihan, dan kegiatan investasi yang sangat pesat perkembangannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi

DAFTAR PUSTAKA
Boediono, Ekonomi Makro, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 1982
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000


[1] Boediono, Ekonomi Makro, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 1982, hal 155
[2] Ibid hal 156
[3] Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000 hal483

No comments:

Post a Comment